Riseoverrun.biz – Manajer Manchester City, Pep Guardiola menerangkan jika ia lebih memilih untuk mempertahankan Priemer League dari pada harus mendapatkan Liga Champions musim yang dinilai terlalu rumit meski ia pernah mendapatkannya bersama Barcelona beberapa tahun yang lalu. Tangan dingin Pep Guardiola sendiri bisa diacukan jempol, ia berhasil membawa Manchester Biru mendominasi Liga dalam dua terakhir, meski ia baru melatih selama tiga musim dan musim pertamanya tidak berjalan terlalu baik.
Manchester City sendiri berhasil menjuarai Priemer League pada musim 2018-2019 dengan rekor 100 poin. Sekaligus kembali mempertahankannya musim lalu, musim 2017-2018 sendiri City sukses merah trofi bergengsi di tanah Ratu Elisabeth ini. Tidak hanya itu City juga menambakan bergabai trofi mulai Community Shield, Carabao Cup dan juga FA Cup.
Namun beberapa waktu yang lalu ia mengungkapkan jika dia lebih baik memilih mempertankan pencapaiannya musim lalu dengan empat trofi bergengsi di Liga dari pada harus bersusah payah mendapatkan sebuah Liga Champions aja, meski ia tidak menampiknya juga memburu sih Kuping Besar ini.
”Musim lalu fantastis, jika mendapatkan kesempatan untuk mendapatkannya musim ini, saya tidak bisa menolaknya.”tutur Guardiola.
”Jika tidak menjuarai Liga Champions tidak apa, saya lebih baik dengan empat trofi seperti musim lalu.”
Guardiola menilai berhasil mendapatkan banyak trofi di ajang Liga lebih membuatnya tenang dan bahagia dari pada Liga Champions yang harus bersusah payah untuk memenangkannya.
”Kami mempersiapkan tim selama 10-11 bulan untuk berhasil mendapatkannya Priemer League. Jika mendapatkanya anda akan begitu bahagia karena tugas anda dalam semusim telah berhasil. Lalu pergi ke restoran untuk memakan makanan yang anda sukai itu lebih bahagia dengan pencapain yang berhasil. Jelas akan mempengaruhi ruang ganti, bersama para pemain kami merasa begitu bahagia.”terang Guardiola.
”Priemer League jelas paling penting, karena tidak mudah mendapatkannya di negri ini. Kami mempersiapkan segalanya setiap pekan dan bermain selama semusim. Sedangkan Liga Champions anda bermain pada bulan Februari dan anda harus bekerja keras untuk itu. Bahkan setiap pertandingan Liga Champions sudah seperti final anda tidak bisa tenang akan hal itu.” tutup Guardiola.