Sering sekali hal ini dilupakan oleh kita. Dimana, kita melupakan untuk berkaca. Dalam kata lain, kita sering sekali mengkritik, mengomentari orang lain. Baik itu dalam hal apapun, baik dalam bidang apapun. Baik dalam hal pakaian, gaya, style, selera, karya, atau apapun itu. Kita sering sekali memberikan kritikan. Tapi saat kita dikritik balik, kita tidak siap, dan kita menolaknya. Kita tidak terima untuk dikritik. Merasa orang tersebut terlalu lancang untuk mengkritik anda. Ini sering sekali terjadi. Dan ini namanya egois.
Jika Ingin Mengkritik, Kita Juga Harus Siap Untuk Dikritik
Jangan hanya menginginkan enaknya saja dan yang tidak enak diberikan kepada orang lain. Itu tidak akan membawa anda ke tempat tinggi. Itu tidak akan membawa anda ke tempat yang terhormat. Dalam artian, orang tidak akan memandang anda, karena anda tidak bisa menerima kritikan. Perbiasakan untuk bisa menerima kritikan dulu baru kalian memberi kritikan. Putar kebiasaan itu. Sehingga kalian bisa belajar bagaimana rasanya dikritik. Selain membuat diri kalian lebih kuat mental, membuat kalian bisa melihat dari sudut pandang yang berbeda. Dan itulah yang diharapkan dari orang tua kepada anak-anaknya.
Dan itu akan melatih orang untuk bisa berpikir dulu sebelum bertindak. Bisa membuat orang lebih berhati-hati. Lebih berpikir panjang. Sehingga mereka bisa menjadi lebih dewasa dan lebih penyabar. Itu adalah hal yang baik. Dan itu berangkat dari menahan diri. Meskipun niat kita baik untuk memberikan masukkan kepada orang lain, agar bisa menjadi lebih baik, tapi di orang lain bisa menangkapnya berbeda. Itulah bedanya. Dimana niat kita baik, tidak selamanya dipandang baik oleh orang. Sehingga dibutuhkan komunikasi yang baik. Jadi asa terus cara kalian berkomunikasi.
Terus belajar bagaimana cara berkomunikasi yang baik dan benar. Etika dalam berkomunikasi. Sehingga kalian bisa menerapkannya dengan baik. Dan kalian bisa menggunakan ilmu itu dalam membuat sebuah kritikan, sehingga kritik yang kalian sampaikan, bisa tersampaikan dengan baik dan tepat kepada orang yang dituju. Tidak semata-mata hanya mengatakan saja. Komunikasi bukan hanya soal yang penting ngomong. Tapi isi dari omongan kalian. Bagaimana cara kalian berkomunikasi yang baik dan benar.