Banyak yang mengeluhkan kesusahan-kesusahan yang dialami saat pandemi covid-19 ini. Nyatanya kerugian yang diakibatkan oleh pandemi ini dirasakan oleh semua orang baik kalangan bawah, menengah bahkan kalangan atas pun banyak mengeluhkan kerugian akibat covid-19 ini. Dan seluruh dunia merasakan duka yang mendalam akibat virus covid-19 asal Wuhan ini. Banyak orang yang kehilangan pekerjaan, putus karena tidak bisa bertemu akibat aturan psbb yang diterapkan Indonesia bahkan ada yang sampai lockdown di beberapa negara, naiknya tingkat perceraian terutama di Cina, yang diakibatkan lockdown yang diterapkan selama 3 bulan, banyak pasangan suami istri yang awalnya jarang ketemu, ataupun dibatasi waktu karena harus bekerja di kantor, dan tiba-tiba harus bertatap muka selama 3 bulan penuh. Banyak yang mengeluhkan bosan yang harus melihat dia-dia saja yang memicu pertengkaran lebih sering terjadi, dan banyaknya terungkap bahwa pasangan selingkuh. Dan yang paling parahnya, banyak yang harus kehilangan orang terkasih, tidak hanya kehilangan, tapi tidak bisa melihat sosok terkasih sampai dengan dikuburkannya. Karena virus ini masih belum jelas asal usulnya, dan penularannya yang cepat dan bisa menyerang siapa saja, memaksakan diterapkan aturan baru untuk proses penguburan pasien yang terinfeksi covid-19. Pasien yang meninggal akan dikuburkan kurang lebih 1×24 jam sejak diumumkan kematiannya, dan jasadnya akan dibalut dengan plastik yang cukup tebal, dan tidak hanya jasadnya, bahkan petinya juga dibalut dengan plastik, mencegah penularan virus. Dan proses penguburan yang tidak boleh dihadiri oleh anggota keluarga atau sanak saudara. Sehingga keluarga tidak bisa melihatnya sampai di liang terakhir.
Hidup berdampingan dengan covid-19
Tidak hanya Indonesia, tapi seluruh dunia harus memutar otak untuk mencari cara menyelesaikan bencana dunia ini. Krisis terjadi di seluruh dunia, bahkan banyak negara maju seperti Amerika, Singapore juga mengalami inflasi. Karena virus ini yang sangat baru dan tidak diketahui asal usul yang jelas, serta virus ini yang menular, sehingga butuh waktu yang cukup lama untuk mencari obat dan vaksinasi. Sampai hari ini juga masih belum mendapatkan obat dan vaksinasi yang cocok 100% untuk covid-19 ini. Sejauh ini, pemerintah masih menggunakan obat yang digunakan untuk menyembuhkan malaria sebagai pengobatan kepada pasien covid.
Terutama di Indonesia, karena terus bertambahnya kasus covid-19, karena masih banyak orang yang masih mengabaikan protokol kesehatan dan tidak mentaati aturan psbb, membuat Indonesia makin jauh dari kata pulih dari bencana dunia ini. Sehingga bapak Jokowi selaku presiden Indonesia, meminta agar masyarakat mulai terbiasa hidup berdampingan dengan covid-19.
Ada beberapa upaya agar kita bisa mengurangi kemungkinan terinfeksi virus ini:
- Mengikuti protokol kesehatan, dengan menggunakan masker, rajin mencuci tangan dengan sabun, minimal menggunakan hand sanitizer, dan menjaga jarak.
- Segera mandi setelah habis berkegiatan di luar rumah, usahakan baju yang dipakai langsung direndam dengan detergen, barulah berkontak fisik dengan anggota keluarga.
- Kurangi berpergian keluar jika tidak penting-penting amat.
- Sebaiknya kalau bisa masak sendiri makanan, sebaiknya masak sendiri atau bawa bekal dari rumah, biar lebih higienis.
- Dan bagi anak-anak dan orang tua yang berumur di atas 60 tahun sebaiknya tetap di dalam rumah, karena mereka sangat rentan terinfeksi virus. Juga bagi orang yang mempunyai penyakit bawaan, harus lebih extra hati-hati saat berkegiatan terutama di luar rumah.
- Konsumsi vitamin dan buah-buahan, perhatikan nutrisi dalam tubuh.
- Tetap produktif meskipun di dalam rumah. Lakukan olahraga minimal 2-3 kali dalam seminggu, agar tubuh dapat produksi imun tubuh dengan baik.
Covid-19 mendatang kan kebaikan kepada sebagian orang
Tidak hanya kerugian, tapi covid juga ada sisi baiknya. Memberikan dampak positif kepada banyak orang. Contohnya saja, masyarakat jadi lebih memperhatikan kebersihan, karena dilakukan psbb, sehingga banyak orang yang tetap di rumah bahkan beberapa pekerjaan beralih menjadi WFH (work from home) membuat berkurangnya kemacetan, dan kendaraan di jalan, membuat polusi berkurang, dan menurut riset, udara makin baik. Banyak masyarakat juga menjadi lebih produktif karena aturan psbb, masyarakat menjadi bosan dan banyak di antara nya mulai mempunyai hobi baru, misalnya memasak atau bersepeda, menjadi kegiatan yang paling banyak dilakukan di masa pandemi ini. Walaupun butuh adaptasi yang lumayan untuk kebiasaan-kebiasaan baru ini.
Selain itu, dampak positif lainnya dirasakan oleh sebagian pasangan yang ingin menikah. Tidak semua pasangan yang merasakan ini hal yang baik, tapi sebagian besar pasangan menggunakan moment psbb ini sebagai saat yang tepat untuk menggelar acara pernikahan. Karena biaya pernikahan yang jauh lebih murah, karena adanya aturan baru untuk pesta pernikahan, yang membatasi tamu, karena adanya social distancing (jaga jarak). Sehingga tak heran kalau banyak yang melaksanakan acara pernikahan di tengah pandemi ini sebagai salah satu alternatif pasangan dapat menekan pengeluaran. Walaupun ada juga beberapa pasangan yang menunda pernikahan sampai selesai pandemi karena banyaknya tamu yang akan diundang.
Kesimpulannya, baik buruknya dampak yang diberikan dari bencana dunia ini kembali ke kita, bagaimana cara kita menyingkapi pandemi ini.